Review Tha Rae: The Exorcist (2025)

Ketika Dua Keyakinan Berbeda Digunakan untuk Melawan Iblis

“Aku perlu mencari tahu siapa iblis ini, sebelum ia menguasai seluruh desa,” – Pastor Paul (Tha Rae: The Exorcist, 2025)

XXI kembali merilis film horor Thailand yang beda dari biasanya. Bila biasanya kita melihat urban legend yang diangkat ke layar lebar, kini untuk pertama kalinya kita bisa melihat film eksorsis Katolik yang dipadukan dengan kearifan lokal setempat. Ya, kamu tidak salah dengar. Ternyata ada komunitas Katolik di negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha. Seperti apakah filmnya, kita bahas di bawah ini.

Sinopsis

Di wilayah Tha Rae, yang merupakan komunitas Katolik tertua dan terbesar di Thailand, iblis yang 40 tahun lalu pernah membuat kekacauan dan akhirnya dikalahkan, kini bangkit lagi. Ta Ming (Thaneth Warakulnukroh), mantan pastor yang 40 tahun lalu pernah mengalahkan iblis tersebut, kini mulai bertingkah tidak normal dan menyebabkan teror di seluruh area. Penduduk desa lantas memanggil Mae Muang Sopha (Phiravich Attachitsataporn), seorang dukun yang bisa berkomunikasi dengan hantu dan menyembuhkan roh menurut kepercayaan Isan, untuk melakukan upacara pengusiran setan.

© Saha Mongkul Film Production

Di saat yang sama, gereja mengirimkan Pastor Paul (Jirayu Tangsrisuk), seorang ahli eksorsisme, untuk segera membantu menyelesaikan krisis mengerikan ini. Sementara itu, Mali (Nichaphat Chatchaipholrat), yang telah kembali ke Tha Rae untuk menjenguk ayahnya, Ta Ming, tiba-tiba diserang oleh iblis yang bersembunyi di desa itu.

Ketika agama Katolik berhadapan dengan kepercayaan lokal, tentu beberapa hal mulai terkuak. Kebenaran tentang siapa iblis itu dan bisakah iman Katolik dan kepercayaan lokal disatukan untuk mengalahkan iblis tersebut?

Narasi menarik yang tak biasa di perfilman Thailand

Narasi film seperti ini memang tak biasa di genre horor Thailand. Namun, kali ini film ini terasa unik, pertama karena ini adalah film eksorsis Katolik, yang kedua adalah memadukannya dengan kepercayaan lokal. Dua hal ini terbangun baik, dengan eksposisi yang jelas dari apa yang terjadi di masa lalu dan pengaruhnya di masa sekarang. Hal ini membuat penonton bisa memahami cerita ini secara utuh. Dua keyakinan berbeda yang ada di timur laut Thailand yaitu Katolik dan Yao, disatukan saat harus bekerja sama dalam melawan iblis. Treatment memadukan kepercayaan lokal dan agama sebetulnya sudah pernah kita lihat di The Exorcist: Believer (2023), yang sayangnya menuai kritik pedas dari para penonton dan kritikus.

© Saha Mongkul Film Production

Film ini disutradarai Thawiwat Wantha, seorang sutradara yang sebelumnya terkenal dengan Death Whisperer 1-2 (2023-2024), dan di Tha Rae, ia tidak lantas mendiskreditkan kepercayaan Yao yang notabene masih banyak dipercaya penduduk setempat. Namun, memberi tempat lebih setelah apa yang dilakukan Pastor Paul tidak mampu berbuat banyak dalam mengusir iblis.  

Kolaborasi keduanya secara tidak langsung mengubah jalan cerita film ini. Phiravich Attachitsataporn berperan sangat baik sebagai Dukun Yao, yang tampil feminin bak perempuan, memeragakan ritual tarian yang tentunya sulit dipahami oleh Pastor Paul yang cenderung kaku dan harus mengikuti aturan.

Kesimpulan

Sebagai film eksorsis, Tha Rae tampil cukup menyeramkan, dengan sejumlah jumpscares yang tidak terlalu over powering, tapi di lain sisi menimbulkan rasa jijik yang muncul di banyak adegan. Dengan dominasi practical effect ketimbang pemakaian CGI, Tha Rae lebih terasa natural dan nyata. Membuat kita merasa kalau Tha Rae jauh lebih berwarna dan tidak formulaic seperti halnya film-film horor sejenis yang pernah ada.

Director: Thawiwat Wantha

Cast: Jirayu Tangsrisuk, Phiravich Attachitsataporn, Nichaphat Chatchaipholrat, Thaneth Warakulnukroh, Sawanee Utoomma, Ongart Cheamcharoenpornkul, Arisara Wongchalee, Thuchapon Koowongbundit, Ratchapat Worrasarn

Duration: 120 minutes

Score: 7.5/10

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top