Review A Big Bold Beautiful Journey (2025)

Perjalanan Kontemplatif ke Masa Lalu yang Mengubah Segalanya

“This journey, I think it’s a chance for us to be happy. It could be the beginning,” – David (A Big Bold Beautiful Journey, 2025)

Sebagai salah satu film terbaru Sony Pictures, A Big Bold Beautiful Journey tampil apik lewat trailernya yang indah sejak pertama kali tayang 3 bulan lalu, disusul sejumlah trailer dan sneak peak-nya 2 bulan kemudian yang menghipnotis banyak orang saat menjelang rilis perdananya. Wajar saja jika banyak penikmat film berekspektasi lebih terhadap film ini. Seperti apakah film yang membuat banyak orang penasaran untuk melihatnya?

Sinopsis

© Sony Pictures

Sarah (Margot Robbie) dan David (Colin Farrell), merupakan dua orang yang tak saling mengenal. Mereka bertemu di pernikahan seorang teman dan tak lama kemudian mereka menemukan diri mereka dalam petualangan yang lucu, penuh fantasi, di mana keduanya menghidupkan kembali momen-momen penting dari masa lalu mereka, dan menjelaskan bagaimana mereka sampai ke tempat mereka berada saat ini, dan mendapatkan kesempatan untuk mengubah masa depan mereka.

Alur lambat menjadi kelemahan terbesar film ini

Sebenarnya film yang mempunyai pendekatan alur slow-burn, merupakan sebuah cara lain dari sineas pembuat film untuk menjelaskan apa yang diinginkan dalam karyanya. Tapi dalam A Big Bold Beautiful Journey, tempo film yang terlalu santai, membuat film terasa hambar dan amat membosankan.

Perjalanan kontemplatif dari kedua karakter utamanya terasa lebih seperti serangkaian momen milik mereka yang terputus di masa lalu daripada narasi yang kohesif, dan alur ceritanya yang terburu-buru, seringkali membuat film terasa jauh lebih lambat secara emosional. Apa yang seharusnya menjadi kisah yang benar-benar epik dan fantastis justru menjadi perenungan dari kedua karakter yang membutuhkan kesabaran penonton dalam menyikapi momen meditatif yang diperlihatkan hingga akhir film.

© Sony Pictures

Visualisasi mengagumkan nan memikat

Premisnya yang unik, mengikuti kisah Sarah dan David kembali ke masa lalu melewati pintu-pintu misterius bernuansa magis. Penampilan keduanya jujur saja sangat memikat, dengan intensitas yang cenderung lambat. Visualisasinya yang mengagumkan, dengan iringan skoringnya yang lembut dan terdengar melankolis, mengiringi perjalanan keduanya ke alam mimpi yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Konsep menarik ini dimulai dari tempat penyewaan mobil yang paling absurd yang pernah kita lihat di sebuah film. Tempat yang dikelola oleh Phoebe Waller-Bridge dan Kevin Kline ini membuat sistem GPS unik di mobil Saturn yang disewa David untuk bepergian bersama Sarah. GPS ini lantas mengarahkan mereka ke serangkaian pintu – masing-masing terhubung dengan momen masa lalu dalam hidup mereka.

Sebuah pintu merah mengarah ke mercusuar, pintu biru ke pertunjukan musikal SMA, pintu lainnya ke museum, dan pintu lainnya mengarah ke kunjungan rumah sakit. Semua perjalanan ini seolah mengembalikan kenangan masa lalu mereka, lewat momen terpenting dalam hidup keduanya dan menjadi pendorong ke arah yang lebih baik lagi.

Kesimpulan

© Sony Pictures

Pelajaran terpenting yang bisa kita simpulkan dari film ini adalah keduanya mampu berbagi satu sama lain, baik kenangan baik dan juga buruk. Keduanya mampu melewati pintu-pintu yang menguak sebagian masa lalu mereka dan untuk memasukinya, mereka membutuhkan waktu untuk bisa menerima dan berusaha untuk melangkah maju, apalagi menerima orang lain untuk berbagi hidup. Penyesalan, kesempatan yang terlewati, kesedihan, dan rintangan adalah bagian dari masa lalu yang membentuk diri kita sekarang.

Director: Kogonada

Cast: Margot Robbie, Colin Farrell, Kevin Kline, Phoebe Waller-Bridge

Duration: 109 minutes

Score: 6.2/10

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top