Teror Berdarah nan Brutal yang Ditemui Saat Berhenti di Rest Area
“Lu percaya sama yang namanya karma enggak sih?” – Zizi (Rest Area, 2025)
Salah satu film horor Indonesia kembali hadir dengan gaya yang sedikit berbeda dengan film sejenis. Hadir dengan judul Rest Area, film ini mempunyai premis menarik dengan eksekusi bak film thriller Hollywood klasik. Tentu saja ada pembedanya yang membuat film ini akan disukai orang Indonesia. Apa pembedanya? Kita ulas filmnya di bawah ini.
Sinopsis
Di suatu malam, lima orang remaja kaya raya, Ale (Julian Jacobs), Keanu (Ajil Ditto), Mia (Lania Fira), Theo (Chicco Kurniawan), dan Zizi (Lutesha), sedang melakukan bepergian di jalan tol. Tiba-tiba di tengah perseteruan yang terjadi di antara mereka, mobil yang dikemudikan Ale menabrak seorang perempuan di tengah jalan. Di tengah kepanikan karena banyaknya darah menempel di kap mobil miliknya, ia mereka mencari rest area untuk mencuci mobil sekalian mengisi bensin.

Tak disangka, satu per satu mereka diserang oleh Hantu Kresek, sebuah entitas yang tertutup plastik hitam. Hantu tersebut ingin membalas dendam atas dosa-dosa masa lalu di tempat tersebut. Satu per satu, di rest area tersebut, mereka diteror tanpa henti. Rahasia gelap yang mereka sembunyikan perlahan terungkap. Kesalahan fatal apa yang telah mereka lakukan?
Premis menarik dengan prolog yang intens dari awal
Rest Area mempunyai premis thriller menarik ala film Hollywood terkenal seperti Scream atau I Know What You Did Last Summer. Tentu saja hal itu tidaklah cukup, premis seperti ini lantas dipadukan dengan elemen supernatural yang disukai orang Indonesia. Dengan gabungan thriller bernuansa horor seperti ini, diharapkan Rest Area mudah diterima masyarakat saat tayang nanti.

Benar saja, menit pertama film dimulai, kita langsung dikejutkan dengan ketegangan di tengah malam di sebuah ladang jagung. Kejar-kejaran terjadi saat 3 orang mengejar 1 orang yang tidak kita ketahui siapa. Malam itu diakhiri dengan terbunuhnya 1 orang tersebut dengan kantong plastik hitam yang membungkus kepalanya. Sebuah sajian menarik dihadirkan sebelum kita memasuki narasi utama yang diisi ke-5 remaja tersebut.
Dialog intens tersaji menarik di dalam mobil yang sedang melaju kencang. Dialog sarkas khas anak kekinian yang suka memamerkan kehedonan mereka lewat medsos. Zizi termasuk yang pendiam bila kita bandingkan dengan yang lainnya, dan karakter ini nantinya akan menjadi benang merah hingga akhir film.
Sebagai sebuah thriller, Rest Area menyajikan ketegangan tanpa henti. Pembedanya ada di elemen supernatural yang membuat film ini beda dari film thriller Indonesia yang pernah ada. Hantu kresek hitam dengan senjata cangkul memang termasuk ‘baru’ bila kita bandingkan dengan entitas lain yang pernah diangkat, namun sosok yang nampak biasa ini ternyata sangat sadis saat menghabisi lawannya. Kucuran darah, badan terpenggal dengan menggunakan parang atau cangkul, menjadi suguhan menarik hingga akhir film.

Kesimpulan
Rest Area hadir dengan sajian menarik yang belum pernah kita temui di layar lebar Indonesia. Entitas dengan muka tertutup plastik hitam bersenjatakan cangkul, memang susah untuk dilupakan. Sosoknya memorable dan akan meneror pikiran para penonton yang melihatnya. Kelemahan film ini cukup minor dan tak terlalu fundamental.
Eksposisi karakter dan motif yang tidak begitu jelas, terlebih dari karakter Zizi yang diperankan Lutesha yang cukup misterius di penghujung film. Tapi itu berhasil ditutupi dengan intensitas ketegangan yang konsisten di sepanjang film, dengan adegan gore dan jumpscares yang cukup membuat kita meringis melihatnya. Nantikan Rest Area serentak di bioskop Indonesia mulai 2 Oktober 2025.
Director: Aditya Testarossa
Cast: Lutesha, Ajil Ditto, Chicco Kurniawan, Lania Fira, Julian Jacobs, Haydar Salishz, Afrian Arisandy
Duration: 79 minutes
Score: 7.0/10