Thunderbolts

Review Thunderbolts* (2025)

Sekumpulan Pahlawan Terbuang yang Mendadak Menjadi Bintang

“Look, I’ve been where you are. The past doesn’t go away. So you can either live with it for ever, or do something about it,” – Bucky Barnes (Thunderbolts, 2025)

Setelah sebelumnya Captain America: Brave New World tidak membuat penggemar Marvel terpuaskan dengan ceritanya, kini Marvel kembali lagi dengan film terbarunya, Thunderbolts. Judul yang pastinya akan membuat banyak penggemar Marvel tertarik karena di film ke-36 dalam Marvel Cinematic Universe (MCU) ini, terdapat karakter yang sebelumnya muncul dan mereka membentuk tim yang hampir dirasa tidak mungkin.

Thunderbolts sendiri merupakan film terakhir dari Fase 5 MCU dan berhasil mendapat ulasan positif dari para kritikus. Hingga kini film ini berhasil meraup pemasukan meraup 162,1 juta dollar AS, dan menjadi film terlaris ke-8 pada tahun 2025.

Sinopsis

Yelena Belova (Florence Pugh), yang telah menyelesaikan misinya di Malaysia, berharap mendapat satu tugas terakhir dari Direktur CIA, Valentina Allegra de Fontaine (Julia Louis-Dreyfuss), agar dia mendapat tugas lain. de Fontaine memberi tugas terakhir di fasilitas rahasia O.X.E di tengah gurun. Namun betapa terkejutnya dia saat menemui John Walker (Wyatt Russell), Ava Starr (Hannah John-Kamen), dan Antonia Dreykov (Olga Kurylenko), dengan kedok misi yang serupa dengan Yelena.

Mereka akhirnya berkonfrontasi satu sama lain, sampai akhirnya Starr berhasil membunuh Dreykov sebelum mereka secara tak terduga menemukan seorang pria misterius bernama Bob (Lewis Pullman). Setelah mengetahui bahwa mereka semua dikirim oleh de Fontaine untuk dibakar bersama dengan bukti-bukti yang dapat menjatuhkan de Fontaine, mereka berhasil melarikan diri dari perangkap tersebut. Apa yang terjadi dengan mereka nantinya?

Thunderbolts
© Walt Disney Studios Motion Pictures

Narasi tergelap dalam sejarah Marvel

Jangan bandingkan Thunderbolts dengan film-film MCU lainnya. Thunderbolts bisa dibilang mempunyai narasi tergelap dalam sejarah Marvel hingga saat ini. Isu yang diangkat sangat tidak biasa di Marvel, yaitu membahas kehancuran tiap individu dan pergulatan mereka dengan masa lalu mereka, dan menemukan persahabatan di tengah kekosongan hidup yang mereka jalani saat ini

Walaupun secara materi berkisah tentang sebuah tim antihero, film ini benar-benar mengangkat Florence Pugh, yang selama ini berada dalam bayang-bayang kakaknya, Natasha Romanoff/Black Widow yang selama ini bersinar di fase sebelumnya.  Selain Yelena, karakter lainnya yang mendapat atensi lebih adalah Bob (Lewis Pullman) yang penampilannya yang simpatik, namun kian lama makin kompleks saat ia mulai berperang dengan dirinya sendiri.

Berkumpulnya karakter yang mempunyai sosok yang tidak sempurna dan mempunyai beban di masa lalunya ini terasa pas untuk tim anti-hero yang menurut kita sendiri pun tidak cocok untuk digabungkan. Namun, ketidaksempurnaan inilah yang membuat film Marvel kali ini sangat memikat dan berbeda dari film Marvel sebelumnya yang kental dengan nuansa kepahlawanannya selama satu dekade lebih.

Kesimpulan

Keberanian Marvel membuat Thunderbolts patut diapresiasi lebih, mengingat tema tentang trauma masa lalu, dan bagaimana menyembuhkan rasa bersalah, sangat tidak biasa untuk Marvel. Sebuah karakter yang dibuang begitu saja, namun bisa bangkit menjadi tim pahlawan yang tidak diharapkan oleh siapa pun yang melihatnya. Film ini memiliki aksi menawan (walaupun tidak sebanyak film Marvel sebelumnya), jokes yang didominasi sarkasme, karakter yang traumatis, dan bagaimana menyembuhkan rasa sakit itu.

Tonton segera Thunderbolts di semua bioskop Indonesia dan ada 2 adegan mid-credit dan after credit menarik yang patut ditunggu.

Director: Jake Schreier

Cast: Florence Pugh, Sebastian Stan, Julia Louis-Dreyfus, Lewis Pullman, David Harbour, Wyatt Russell, Olga Kurylenko, Hannah John-Kamen

Wendell Pierce

Duration: 126 minutes

Score: 8.0/10

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top