Review The Shadow’s Edge (2025)

Saat Pensiunan Polisi Ditugaskan untuk Menangkap Sekelompok Penjahat yang Sulit Ditangkap

“I’ll form a surveillance team and catch The Shadow. During the surveillance, let’s put theory into action,” – Wong Tak-Chung (The Shadow’s Edge, 2025)

Jackie Chan kembali lagi dengan film terbarunya, The Shadow’s Edge yang disebut-sebut sebagai film terbaiknya selama dua dekade terakhir. Seperti apakah filmnya kali ini?

© iQIYI Pictures

Sinopsis

Sekelompok penjahat jenius menghilang dengan membawa miliaran dolar, dan berhasil menghindari penangkapan dengan mengakali sistem pengawasan “Sky Eye” milik Kepolisisan Makau yang canggih. Merasa putus asa dan selalu didahului, polisi Makau meminta bantuan seorang legenda – Wong Tak-Chung (Jackie Chan), seorang pensiunan yang ahli dalam pelacakan.

Ia membimbing petugas baru Ho Qiuguo (Zhang Zifeng) dan membangun kembali unit pengawasan elit yang selama ini telah dihapus. Misi mereka hanya satu: melacak “Wolf King” atau Raja Serigala yang sangat sulit dan licin ditangkap, Fu Longsheng (Tony Leung Ka-Fai), yang bertindak sebagai dalang perampokan tersebut. Saat polisi semakin dekat, para pencuri memasang jebakan mereka, yang memutarbalikkan keadaan, juga loyalitas dalam mengerjakan misi mereka. Apakah Fu Longsheng berhasil ditangkap?

© iQIYI Pictures

Narasi terjaga konstan hingga selesai

Menarik melihat The Shadow’s Edge, di mana kita akan melihat Jackie Chan mempunyai lawan yang sebanding dengan dirinya, karena amat jarang Jackie mendapatkan sparring partner sepadan di film-filmnya selama ini. Dengan tema pencurian atau heist yang kini menggunakan kecanggihan teknologi seperti AI (Artificial Inteligence), film ini juga tak ketinggalan memperlihatkan aksi menarik nan berbahaya dengan gerakan akrobatik yang memukau untuk mengecoh sekelompok polisi. 

Salah satu keunggulan film ini adalah narasinya yang berjalan seimbang, baik dilihat dari perspektif kepolisian, Wong Tak-Chung, maupun dari pihak penjahat. Masing-masing mempunyai permasalahannya sendiri, dengan subplot dari sejumlah karakter utamanya yang diangkat satu-satu. Semua mendapat porsi yang sama dan membuat plot utamanya berjalan dengan baik dengan dukungan subplot tersebut.  

Transisi antar adegan juga sangat rapi, yang membuat film berdurasi 141 menit ini terasa tidak membosankan dan melelahkan. Semua elemen berjalan sebagaimana mestinya, baik dari sisi aksi maupun dramanya.

© iQIYI Pictures

Secara visual, pemilihan Makau sebagai tempat syuting film sangatlah tepat, mengingat kota ini jarang sekali terekspos walaupun letaknya dekat dengan Tiongkok. Dengan pengaruh Eropa yang kental, salah satu kota judi terkenal ini mempunyai look yang berbeda dengan Hong Kong misalnya, yang selama ini kerap dijadikan tempat syuting film-film aksi Hong Kong di era 80an hingga 2000an. 

Kesimpulan

Dilihat dari pemeran utamanya, baik Jackie Chan maupun Tony Leung Ka-Fai, peran mereka di film ini memang yang terbaik yang pernah mereka dapatkan. Keduanya mampu menampilkan aksi yang berbeda dan saling menyulitkan satu sama lain, bahkan Jackie Chan terlihat amat kesulitan menaklukkan musuhnya kali ini.

© iQIYI Pictures

Dengan dukungan sejumlah pemain muda yang tak sekedar menjual tampang, mereka semua mampu mendukung cerita ini dengan baik. Dengan support system yang berjalan dengan baik, eksposisi yang berjalan dari dua sisi yang berbeda, The Shadow’s Edge berhasil jadi film terbaik yang pernah dibintangi Jackie Chan dan juga Tony Leung Ka-Fai. Membuat kedua aktor senior yang sangat dikagumi ini mendapatkan posisi yang lebih baik lagi di dunia perfilman Asia. 

Director: Larry Yang

Cast: Jackie Chan, Tony Leung Ka-Fai, Zhang Zifeng, Ci Sha, Jun, Zhou Zhengji, Wang Ziyi, Lang Yueting, Lin Qiunan, Li Zhekun, Yu Rongguang, Xing Yu, Kenya Sawada, Melvin Wong Gam-Sam

Duration: 141 minutes

Score: 8.5/10

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top