Ketika Sang Anak Menanti Kabar dari Sang Ibu yang Tak Kunjung Tiba
“Ibu saya gak mungkin jahat,” – Tini (Telepon yang Tak Pernah Berdering, 2025)
KlikFilm kembali merilis dua film Indonesia terbarunya pada 14 Februari kemarin, Berebut Jenazah dan Telepon yang Tak Pernah Berdering. Sekarang kita akan membahas satu per satu dimulai dari Telepon yang Tak Pernah Berdering. Film ini disutradarai Dyan Sunu Prastowo yang sebelumnya membesut Ketindihan dan Utusan Iblis. Bagaimana dengan film ini? Yuk kita ulas di bawah ini.
Sinopsis

Berlatar pada tahun 1995 di Purwakarta, Telepon yang Tak Pernah Berdering mengisahkan Tini (Aqeela Calista), seorang anak yang harus tinggal bersama neneknya karena ibunya, Surti (Prastiwi Dwiarti), harus bekerja sebagai buruh migran di Arab Saudi. Suatu hari, Surti mengirim surat yang mengabarkan bahwa dia sedang ditahan polisi dan berjanji akan menelepon Tini keesokan harinya pukul lima sore.
Penuh harap, Tini menanti kabar dari ibunya. Namun, kabar itu tak kunjung datang. Ia akhirnya meminta tolong teman dekatnya, Heri (Bima Azriel) agar bisa membantunya. Anehnya sang ayah (Teuku Rifnu Wikana) yang merupakan Kepala Desa di tempat tersebut, segan menolong Tini dengan alasan yang tidak diketahui. Sampai akhirnya ayah Heri mau mengantar Tini ke kabupaten terdekat, ke tempat uwaknya untuk mencari tahu kabar ibunya. Sayang, apa yang Tini tunggu ternyata tak seindah yang ia bayangkan.
Narasi sederhana, namun kuat dalam bertutur

Baru kali ini melihat karya Dyan Sunu yang premisnya sederhana, namun pesannya sangat kuat dan menyentuh. Dengan latar tahun 90-an, di mana kemajuan telekomunikasi belum merata di seluruh Indonesia, kesulitan yang dialami Tini, memang sangat terasa bila berhubungan dalam jarak jauh. Semua harus dilakukan lewat surat atau telepon, yang saat itu tak mungkin masuk ke wilayah pedesaan.
Kesulitan itulah yang coba diangkat Dyan Sunu dalam film terbarunya kali ini. Penulis sendiri memang pernah merasakan hal yang sama saat di masa tersebut, dan hal itu memang benar apa adanya. Aqeela tampil sangat baik dalam memerankan Tini, dengan kepolosan yang tampak dari raut mukanya, ia tetap berusaha mencari cara agar bisa menghubungi ibunya yang tiba-tiba berhenti mengiriminya surat.
Karakter ayah Heri, di luar dugaan mampu mengisi subplot-nya dengan cukup baik. Tanpa kita sadari, ada sesuatu yang terjadi dengan ayah Heri saat melihat Tini. Sesuatu itulah yang menyebabkan dirinya enggan menolong Tini, bahkan melarang anaknya berteman. Kejutan ini dihadirkan menjelang konklusi dan membuat kita ikut bersimpati dengan apa yang terjadi.
Kesimpulan

Film original KlikFilm kali ini ternyata mampu berbicara banyak dari kesederhanaan narasinya yang diekspansi lebih jauh dan menarik. Secara visual, tampilannya pun juga sangat menarik dan dinamis, dengan desain produksi dan make-up yang digarap serius.
Akting para pemainnya juga terbilang cukup baik dalam membawakan karakternya masing-masing, terutama Aqeela dan Teuku Rifnu. Kisahnya yang mengharukan, dan kerap kali dialami buruh migran kita di Arab Saudi bahkan hingga saat ini. Tonton segera film ini di KlikFilm.
Director: Dyan Sunu Prastowo
Cast: Aqeela Calista, Teuku Rifnu Wikana, Prastiwi Dwiarti, Sriyatun, Bima Azriel, dan Putri Fiyonda
Duration: 77 Minutes
Score: 7.2/10