Perjuangan Sang Ayah Ketika Anak Perempuannya Menjadi Zombi
“If she remembers, than she’s not a zombie,” – Jung-hwan (My Daughter is a Zombie, 2025)
XXI kembali merilis film Korea terbarunya yang akan membuat kita terkocok emosinya. Bila sekilas melihat judulnya, mungkin kita akan berasumsi kalau ini adalah film horor, tapi ternyata film ini merupakan drama emosional mengharu biru yang dibalut sedikit komedi.
Dengan judul My Daughter Is a Zombie, film yang dialihwahanakan dari manhwa berjudul sama karya Yun-chang Lee ini disutradarai Pil Gam-sung, yang pernah membesut Hostage: Missing Celebrity (2021) dan dibintangi oleh Jo Jung-suk, Lee Jung-eun, Cho Yeo-jeong, Yoon Kyung-ho, dan Choi Yoo-ri.
My Daughter Is a Zombie sebelumnya telah rilis di Korea Selatan pada 30 Juli 2025, dan merupakan film ke-3 terlaris pada tahun 2025 dengan perolehan mendekati 17 juta dollar AS, dan angka ini telah menutup biaya produksinya yang ada di kisaran 11 juta dollar AS. Seperti apakah film ini? Apakah sebagus itu sampai jadi film terlaris di negara asalnya?
Sinopsis
Jung-hwan (Jo Jung-suk), seorang pelatih harimau profesional, menghabiskan hari-harinya bertengkar dengan putrinya yang remaja, Soo-a (Choi Yoo-ri), yang sangat menyukai menari. Suatu hari, ketika virus zombi melanda dunia, Soo-a sempat tergigit dan terinfeksi oleh zombie. Hal ini membuat Jung-hwan dan Soo-a, mengungsi ke tempat tinggal ibunya di desa pesisir Eunbong-ri, tempat tinggal ibunya, Bam-soon.
Jung-hwan dan Bam-sun berusaha melindungi Soo-a di tengah upaya pemerintah membasmi orang-orang yang masih terinfeksi. Di tengah keputusasaan ini, Soo-a menunjukkan tanda-tanda samar kalau ia masih memahami ucapan manusia dan bahkan bereaksi terhadap hal-hal favoritnya, seperti menari dan garukan punggung neneknya, Bam-sun. Tak mau menyerah, Jung-hwan memanfaatkan pengalamannya selama bertahun-tahun dalam menjinakkan harimau dan mulai melatih Soo-a agar kembali pulih seperti sediakala.
Narasinya menyentuh dengan chemistry yang kuat
Film ini mempunyai narasi yang luar biasa dalam mengeksplorasi emosi ayah dan anak saat infeksi zombi melanda Korea. Dalamnya chemistry antar mereka didukung oleh akting luar biasa Jo Jung-suk dan Choi Yoo-ri sebagai ayah dan anak dalam merefleksikan ketakutan dasar seorang manusia saat keluarganya terkena virus tersebut. Dinamika hubungan ayah dan anak yang menjadi titik sentral narasi di film ini juga didukung pemeran lainnya yang tampil baik seperti Lee Jung-eun yang menjadi Bam-soon, ibu dari Jung-hwan, dan Yoon Kyung-ho yang merupakan teman Jung-hwan di desa tersebut.
Visualisasi Choi sebagai zombi juga berbeda dari film sejenis yang mengedepankan latar masa kini dengan basis genre yang absolut. Gestur tubuh yang detil, make-up yang mampu memperlihatkan dualisme zombie/manusia yang terasa nyata di mata penonton. Uniknya lagi, My Daughter Is a Zombie justru mengedepankan latar retro sebagai tempat narasi berjalan ketimbang tren kontemporer yang cenderung digunakan di banyak film sejenis di Korea Selatan.
Kesimpulan
My Daughter Is a Zombie bukanlah film zombie yang kita tonton di layar lebar. Walaupun narasinya sekilas mengingatkan kita pada Warm Bodies (2013), film Korea yang satu ini tampil beda yang fokus pada hubungan ayah dan anak dengan latar retro. Narasinya fokus ke hubungan ayah-anak, dan memperlihatkan usaha sang ayah agar sang anak tidak terinfeksi menjadi zombi.
Chemistry yang kuat antara ayah-anak juga orang-orang di sekitar mereka dibumbui ketegangan dan juga komedi yang konstan, natural, hingga akhir. Menjelang konklusi, eskalasi hubungan ayah-anak ini kian kuat dan membuat kita sebagai penonton terharu dengan apa yang dilakukan keduanya dalam menghadapi situasi yang kian tak menentu.
Director: Pil Gam-sung
Cast: Jo Jung-suk, Lee Jung-eun, Cho Yeo-jeong, Yoon Kyung-ho, Choi Yoo-ri.
Duration: 113 minutes
Score: 8.0/10
