Film Terbaru Milla Jovovich yang Jauh dari Kata Menarik
“I’m looking for a guide, someone who knows the Lost Lands,” – Gray Alys (In The Lost Lands, 2025)
Lama tak melihat Milla Jovovich di layar lebar, kini film terbarunya, In the Lost Lands akan ditayangkan di Indonesia. Film bergenre aksi fantasi ini disutradarai Paul W.S. Anderson, dengan skenario oleh Constantin Werner dari cerita yang mereka berdua tulis bersama. Kisahnya sendiri diadaptasi dari cerita pendek dengan judul yang sama karya George R.R. Martin, yang selama ini kita kenal lewat karyanya Game of Thrones.

Sinopsis
Di sebuah kerajaan yang terlihat gelap dan penuh kekumuhan, seorang ratu yang sedang di mabuk asmara mengirim seorang penyihir yang kuat dan sangat ditakuti, Gray Alys (Milla Jovovich) ke Lost Lands. Misinya ke tempat yang berbahaya dan menakutkan ini untuk mencari kekuatan yang selama ini dicari ratu tersebut.
Gray ditemani Boyce (Dave Bautista), seorang pemburu misterius yang mengetahui tempat tersebut dan keduanya bersiap menghadapi makhluk-makhluk kejam yang tak pernah mereka temui sebelumnya. Yang tak ia ketahui adalah ternyata Alys diincar oleh The Patriarch, pemimpin gereja setempat yang tidak menyukai profesi Alys sebagai penyihir yang selalu bisa lolos dari hukuman. Berhasilkah Alys menuntaskan misi dari ratu tersebut?
Narasinya campur aduk dan karakternya tak menarik
Belum pernah kita melihat film aksi fantasi seburuk ini dalam filmografi yang dimainkan Milla Jovovich. Narasinya terasa campur aduk dan tidak jelas apa yang ingin ditampilkan, namun kita melihat kalau latarnya berada di era post-apocalyptic, sebuah tempat di masa depan yang mengagungkan kembali agama Kristen.
Sebuah era yang mengingatkan kita pada Perang Salib pada abad ke-11, di mana pasukannya menggunakan atribut salib di pakaian zirahnya, dan berusaha melawan mereka yang menentang agama.

Namun lucunya, nuansa yang muncul seperti campuran dari beberapa film terkenal seperti Mad Max dengan gaya steampunk-nya, The Book of Eli yang mempunyai misi rahasia dan harus menghadapi sekelompok orang, dan The Priest yang hadir lewat gaya Kristianinya saat membasmi iblis. Nuansa dari ketiga film ini dimunculkan dengan tone ala ‘Spaghetti Western’ yang akan membuat kita sedikit kaget saat melihatnya.
Narasi yang campur aduk ini juga makin diperlemah oleh karakterisasinya yang tidak menarik bila kita bandingkan dengan sejumlah referensi yang telah disebut di atas. Karakter utamanya sangat minim eksposisi dan latar belakang permasalahan yang kurang digali lebih dalam, membuat cerita sekedar lewat saja. Jujur saja, film ini lebih membosankan karena banyaknya dialog ketimbang menjual aksi laga yang digembor-gemborkan lewat trailer.
Kesimpulan
Tentunya kita berharap tampilannya bisa menghibur kita, nyatanya itu pun tidak hadir di film ini. Visualisasinya sama sekali tidak mengesankan, wajar saja dengan bujet hanya 55 juta dollar AS, sebuah angka yang terbilang kecil untuk film yang menjual adegan CGI di hampir semua adegannya. Kita tak bisa berharap terlalu banyak kalau film ini bisa menghibur kita hingga selesai.
Narasinya lemah, aktingnya juga biasa saja, dan ditambah dengan CGI yang di bawah standar, membuat film ini jauh di bawah film layar lebar yang pernah dibuat Milla Jovovich.
Director: Paul W.S Anderson
Cast: Milla Jovovich, Dave Bautista
Duration: 101 Minutes
Score: 3.8/10