Film Horor yang Tidak Serius Digarap dan Membuang Potensi Pemainnya
“Kalau aku masih mau anak kita hidup, aku harus ikut ritual sekte di tengah hutan waktu bulan purnama,” – Gina (Bayang-Bayang Anak Jahanam, 2025)
Satu lagi film horor Indonesia yang akan tayang minggu ini. Dengan judul Bayang-Bayang Anak Jahanam, film yang dibintangi sederet bintang ternama ini akan menghadirkan kisah seorang anak yang diliputi kuasa gelap dan membuat orang-orang di sekitarnya terancam. Narasi ini sebetulnya biasa dilihat di genre horor, tapi apakah film ini dapat menghibur penontonnya?
Sinopsis
Gina (Taskya Namya) dan Gani (Rizky Hanggono), mempunyai seorang anak bernama Agni (Ali Fikry) yang setelah 8 tahun, kelakuannya berubah drastis dan menyebabkan banyak korban di sekitarnya. Ketika orang tuanya mengetahui dari gurunya kalau Agni mulai menggambar sosok aneh di sekolah dan menimbulkan korban dari temannya sendiri, mereka tidaklah percaya.
Sang ayah mulai melihat kalau anaknya berkelakuan aneh saat ia bawa ke sebuah pasar malam dan melihat semua atraksi berantakan. Gani diberi tahu seseorang kalau anaknyalah yang menyebabkan itu semua dan menawarkan untuk menyembuhkannya. Tapi hal itu gagal, sampai Gina bercerita ke suaminya kalau ia dahulu mengikuti sebuah sekte agar ia bisa mempunyai anak. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Agni?

Narasinya penuh plot hole dan karakternya tidak kuat
Lelah melihat film ini, karena selain karakternya tidak kuat, narasinya penuh plot hole yang menyebabkan banyak hal tidak logis muncul. Contohnya yang paling sederhana, mengapa harus menunggu 8 tahun untuk Agni untuk memakan korban? Mengapa tidak ada komunikasi verbal yang intens antara orang tuanya dengan Agni terkait kejadian aneh yang muncul? Masih banyak hal tidak logis lainnya, terkait sekte yang tidak jelas maksud dan tujuannya. Terlebih karakternya yang hanya sekilas muncul lalu menghilang tanpa mendapat screen time yang cukup.
Narasi film ini sekilas mengingatkan kita pada The Omen (1976) yang secara gamblang menjelaskan lahirnya anak titisan iblis ke dunia yang sudah diramalkan hadir lewat kitab suci dan narasinya lebih masuk akal. Film itu dahulu dieksekusi dengan sangat baik oleh Richard Donner, yang setelah itu sukses menggarap Superman (1978). Sayangnya, Bayang-Bayang Anak Jahanam levelnya masih jauh bila dibandingkan dengan The Omen yang memperoleh pujian dari kritikus dan berhasil memperoleh satu Piala Oscar lewat Original Score Terbaik.
Elemen teknisnya mengecewakan
Biasanya film horor memiliki elemen teknis yang lumayan baik, tapi sayangnya elemen teknis di film ini tidak bekerja dengan baik. Walaupun beberapa shot terbilang baik, sayang tone film yang sebagian didominasi gelap, bahkan hampir tidak terlihat oleh mata penonton, membuat kita menerka-nerka ada cerita apa di balik kegelapan itu. Practical effect-nya juga terlihat tidak serius digarap, dan tidak meyakinkan untuk sebuah film horor modern. Transisi adegannya yang buruk juga membuat melihat banyak adegan tidak terlihat kontinuitinya satu sama lain. Banyaknya adegan yang kurang, membuat film ini terasa kosong dan tidak bermakna untuk ditonton.

Kesimpulan
Walaupun ini film sebetulnya dirilis sudah lama sebelum Covid sebelum tahun 2019, amat sayang melihat potensi Taskya Namya terbuang percuma, begitu pula dengan almarhum Yayu Unru yang masih bisa dieksplorasi lagi. Namun yang amat disayangkan adalah Ali Fikry yang nyaris tampil tanpa dialog. What a shame…
Director: A.R.M
Cast: Taskya Namya, Rizky Hanggono, Ali Fikry, Maryam Supraba, Ruth Marini, Adlu Fahrezy, and alm.Yayu Unru
Duration: 78 Minutes
Score: 2.1/10