Perang Kota

Perang Kota & Sehidup Semati Tayang di International Film Festival Rotterdam 2025

Dua film Starvision ini disutradarai Mouly Surya dan Upi

Perang Kota tayang di program Limelight, sementara Sehidup Semati tayang di program Harbour IFFR 2025.

Perang Kota dan Sehidup Semati berhasil tayang di International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025). Perang Kota (The City is A Battlefield) yang disutradarai oleh Mouly Surya sekaligus melakukan penayangan perdananya (world premiere) di IFFR 2025 melalui program Limelight, sebuah program yang menghadirkan film-film world premiere dan menyoroti capaian sinematik dan menjadi program yang ditunggu-tunggu oleh penonton dan peraih penghargaan internasional. Film Perang Kota diputar pada 31 Januari, lalu pada 2 Februari, dan sekaligus menjadi closing film IFFR 2025.

Sementara, film Sehidup Semati (Till Death Do Us Part) akan tayang di program Harbour, sebuah program di IFFR yang yang mengusung identitas kota pelabuhan Rotterdam, menyajikan keragaman sinema kontemporer yang menjadi unggulan di festival ini. Film Sehidup Semati akan diputar di IFFR 2025 pada 7–8 Februari.

“Starvision merasa terhormat dan bangga bisa membawa dua film yang turut kami produksi untuk bisa ditonton oleh audiens internasional di IFFR 2025. Salah satu festival film di dunia yang sudah memiliki perjalanan panjang dan diakui oleh banyak insan film dunia. Dua film kami, Perang Kota dan Sehidup Semati menawarkan perspektif yang akan menarik bagi penonton film global. Sehidup Semati membawa isu kekerasan domestik dengan kemasan thriller, sementara Perang Kota adalah adaptasi dari karya sastrawan Indonesia, Mochtar Lubis,” kata Chand Parwez Servia selaku produser dua film tersebut.

Sehidup Semati
© Starvision

Berlatar perjuangan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1946, Perang Kota menceritakan Isa, pahlawan perang dan guru sekolah, yang bermasalah di ranjang perkawinannya. Ia dipercayakan sebuah misi untuk menghabisi petinggi kolonial Belanda dalam usaha mempertahankan kemerdekaan. Di sisinya ada Hazil yang tampan dan bersemangat tinggi, yang diam-diam berupaya memenangkan hati Fatimah, istri Isa.

Film ini merupakan adaptasi novel karya Mochtar Lubis, “Jalan Tak Ada Ujung.” Film ini dibintangi oleh Chicco Jerikho, Ariel Tatum, dan Jerome Kurnia. “Bersyukur film Perang Kota dapat diputar perdana di IFFR 2025, yang merupakan edisi ke-54 festival ini. Senang bisa kembali ke Rotterdam setelah dua film saya sebelumnya juga diputar di festival ini. IFFR 2025 adalah pembuka dari perjalanan panjang film yang menjadi ko-produksi Indonesia, Singapura, Belanda, Prancis, Norwegia, Filipina, dan Kamboja,” kata Mouly Surya.

Film Sehidup Semati mengikuti kisah Renata. Sejak kecil Renata ditanamkan jika kodrat seorang istri adalah mengabdi dan menjaga keutuhan rumah tangga. Masalah timbul ketika Edwin, suaminya yang abusif berselingkuh. Renata yang mendapatkan teror dari hadirnya perempuan lain bertekad menyelamatkan rumah tangganya. Film ini dibintangi oleh Laura Basuki, Ario Bayu, Asmara Abigail, Chantiq Schagerl, Maya Hasan, Lukman Sardi, Whani Darmawan, Aqeela Dhiya, Ivanka Suwandi, Elly D Lutan, Verdi Solaiman, Patty Angelica Sandya dan lain-lain.

“Setelah tayang di Indonesia, film Sehidup Semati memiliki perjalanan yang lebih panjang dan berkesempatan untuk ditonton oleh penonton internasional di IFFR 2025. Semoga ini juga menjadi kesempatan perfilman dunia lebih mengenali perkembangan ragam sinema Indonesia,” kata Upi sambil menutup perbincangan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top